Menatap tepi dunia yang tampaknya tak berujung
Selama beberapa bulan terakhir ini, aku selalu terjaga sampai larut malam sambil mendengarkan alunan musik lembut menyatu dengan keheningan malam. Kadang-kadang setiap malam terasa panjang, bahkan sangat panjang, tapi kabar baiknya aku bisa membuatnya menjadi sehabat.
Ketika esok pagi aku terbangun dimana kesunyian malam tergantikan oleh suara bising kendaraan yang sedang berlalu –lalang di jalan, dimana aku yang berada dalam gelap diterangi oleh sinar terang yang berasal dari jendela, terkadang seseorang yang tidak akrab denganku dengan tenang bertanya bagaimana malammu dan aku dengan santai menjawab semuanya baik-baik saja.
Mencari arah di balik kaca jendela.
Semua orang percaya aku baik-baik saja, tanpa menyisakan sedikit ragu untuk bertanya lebih. Aku tak pernah tahu apa yang baru saja mereka lihat padaku. Aku selalu mengatakan kepada mereka bahwa aku akan mengubah duniaku dengan caraku suatu hari nanti. Tapi aku salah, tak ada hal kecil yang berubah dan aku malah terperangkap dalam kesenangan yang aku sadari terasa ganjil.
Aku mencoba untuk percaya pada keajaiban. Aku mencoba percaya mungkin aku akan menemukan beberapa malam spesial dimana aku beridiri pada posisi benar, dimana aku bisa menemukan jalan.
Selama aku menunggu, aku melihat sebuah gitar tua bersembunyi di balik malam. Dia tampaknya berbaring menunggu untukku seperti seorang teman rahasia yang sedang menangis tanpa akhir. Sebuah tangis misterius yang tak bisa menjelaskan pertanyaan mengapa.
Aku memainkan satu dua melodi dalam pikiranku dan tanpa aku sadari tiba-tiba air mataku berlinang dalam sesal mengenang beberapa hal yang seharusnya aku lakukan. Kusadari tawa telah berubah jadi tangis. Kusadari hidup telah membawaku ke tempat yang tak pernah aku sangka. Dan, dalam sunyi aku masih percaya setiap rencana Tuhan indah pada waktunya.
Menunggu sesuatu yang tak pasti.
Dalam tidurnya kucing ini menjadi sensasi di YouTube.
No comments:
Post a Comment